Mesuji Lampung, TJS.com-Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Lembaga investigasi Badan Advokasi penyelamat aset negara (LIBAPAN) Bidang Cyber Tipikor dan Pungli Dedi Hamid mewakili Kepala Badan Libapan Propinsi Lampung melaporkan atas keluhan masyarakat Desa Mulya Agung, Kecamatan Simpang Pematang, Kabupaten Mesuji terkait pencemaran limbah dan polusi udara akibat tangki timbun minyak kelapa sawit milik PT Garuda Bumi Perkasa meledak pada hari Senin, 9 Mei 2022.
Dedi Hamid Bidang Cyber Tipikor dan Pungli sengaja datang ke Mapolres Mesuji melaporkan keluhan masyarakat Desa Mulya Agung pada hari Kamis, 12 Mei 2022 Pukul 13.30 WIB membawa barang bukti laporan korban, air limbah cair berwarna kuning pucat dan hitam. Kamis (12/05/2022).
Masih kata Dedi Sebanyak 21 Warga Desa Mulya Agung merasa tidak nyaman akibat tercemarnya air limbah yang mengalir di dekat rumah mereka,”ungkapnya.
“Saya berharap kepada Polres Mesuji segera mengusut tuntas kasus ini dan meminta Prusahaan PT Garuda Bumi Perkasa tanggapi keluhan masyarakat yang tercermari khususnya Desa Mulya Agung.
“Mengganti rugi masyarakat terdampak/tercemari, perusahaan harus sportip dengan aturan, melalukan penyulingan seperti contoh, perusahaan yg ada dibandung limbahnya begitu keluar dari penyulingan tidak berdampak buruk bagi masyarakat sekitar dan air bisa langsung di konsumsi, pinta masyarakat.
Selanjutnya saya akan di koordinasi dengan Kepala Badan (Kaban) LIBAPAN Propinsi Lampung dan menindaklajuti keluhan masyarakat yang tercemari”, tegasnya.
Sebelumnya adanya laporan dari Purnomo Tokoh Masyarakat Setempat (45) warga Desa Mulya Agung menuturkan baru baru ini (Katup tangki) Pecah tempat penyimpanan minyak tak mampu menahan daya tampung minyak, valpenya pecah sehingga limbah warna kuning membanjiri aliran sungai kecil persawahan dan perkebunan akibatnya beberapa warga tempat aliran sungai pembuangan limbah, air sumur mereka tidak dapat dikonsumi, saat disinggung apakah masyarakat yang tercemari merasa dirugikan.
“Iya masyarakat yang tercemari sangat dirugikan, janji perusahaan sebelum berdiri sangat manis,tapi sekarang lupa akan lupa janji awalnya.
Hal yang sama dikatakan SY (50) seorang Petani karet jika dibiarkan selama ini belum ada penanganan serius dari pihak perusahaan, ambil air di aja untuk pembeku air kental hitam dan bau menyengat busuk, menurutnya setelah valpe pecah kemaren lusa ikan banyak mati dan rumput mati limbahnya diduga mengandung racun.”, ujarnya.
Kepala Desa Mulya Agung Sony Imawan membenarkan sebanyak 21 warga Desa kami terdampak polusi udara sampai pencemaran limbah.
Selama ini kami tidak meminta tidak pernah meminta bantuan kepada pihak perusahaan mengeluarkan CSR, juga tidak pernah membuat rusuh perusahaan. Namun untuk masalah selama ini saya meminta penangangan serius baik dari Polres maupun Perusahaan mengatasi pencemaran lingkungan.
Hingga saat ini Polisi DLH Mesuji masih mendalami kasus pencemaran limbah dan polusi udara tersebut, belum ada titik terang yang mengakibatkan kerusakan lingkungan”, pungkasnya